BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Indonesia dikenal luas sebagai negara kepulauan terdiri
dari pulau-pulau yang
dikelilingi lautan luas, sekitar 5,8 juta kilometer persegi atau 75% dari total wilayah Indonesia. Kondisi perairan di
Indonesia didukung dengan letak astronomis Indonesia yang berada di garis
khatulistiwa, yaitu antara 60LU– 110LS dan 950BT–1410BT tersebut membuat Indonesia mendapat curahan panas matahari
yang cukup tinggi. Hal itu memungkinkan segala jenis tumbuhan dapat tumbuh
dengan baik di Indonesia, khususnya tumbuhan perepat.
Perepat
adalah tumbuhan yang hidup di perairan, mempunyai batang yang besar, buahnya
berbentuk bulat, ujungnya bertangkai, dan mempunyai kelopak bunga. Perepat juga
tumbuh liar di sekitar tanah berlumpur. Banyak orang yang tidak mengenal
tumbuhan ini, mungkin bagi kita nama perepat sangatlah asing. Perepat juga
serupa dengan pidada, tetapi perepat mempunyai daun yang lebar berwarna hijau
tua, agak tebal, dan ukuran buahnya besar berwarna hijau tua. Sedangkan pidada
daunnya lebih panjang bewarna hijau muda, buahnya hijau muda dan tidak terlalu
besar.
Perepat
termasuk tumbuhan yang banyak dijumpai di kota Kuala Tungkal, seperti di
Kecamatan Tungkal Ilir. Perepat merupakan tumbuhan mangrove, yang menyusun
hutan bakau. Pohon berbatang besar ini sering didapati di bagian hutan yang
dasarnya berbatu karang atau berpasir, langsung berhadapan dengan laut terbuka.
Nama “perepat” juga sering dipakai untuk pohon pantai yang lain, yang agak
serupa yang dikenal dengan “pidada”.
Pohon
ini juga dikenal dengan nama-nama lokal, seperti bogem, bidada, pidada, pedada,
kedada, bangka, beropak, berapak, pupat, posi-posi, mange-mange, muntu, sopo,
susup, dan wahat putih. Di Filipina, tumbuhan ini dikenal sebagai bunayon,
bungalon, hikau-hikauan, ilukabban, lukabban, palalan, payan.
Perepat
banyak ditemukan tumbuh berhadapan dengan laut, namun dibagian yang terlindung
dari gempuran ombak secara langsung. Substrat yang disukai adalah campuran
lumpur dan pasir, kadang-kadang juga dipantai berbatu, berkarang atau tanah
liat. Perepat tidak tahan penggenangan oleh air tawar dalam jangka panjang.
Akan tetapi, lebih tahan penggenangan oleh air asin.
Perepat
di kota Kuala Tungkal lebih sering dijumpai di daerah yang berlumpur, ia juga
lebih tahan hidup di air asin daripada air tawar. Perepat juga bisa bertahan
hidup sekitar belasan tahun lebih. Di Kuala tungkal buah ini jarang sekali
dimanfaatkan oleh penduduk sekitar, hanya dijadikan rujak ataupun makanan
sampingan.
Pada kenyataannya perepat banyak manfaatnya, tetapi banyak orang yang tidak
mengetahui manfaat buah ini. Secara umum manfaat buah ini adalah sebagai
berikut:
1.
Dibuat rujak.
2.
Untuk mengobati penyakit cacar.
3.
Dapat dijadikan gasing yaitu permainan
pada anak-anak.
4.
Sebagai pelindung pantai dari hempasan
ombak dan angin kencang
5.
Sebagai penahan abrasi.
Berdasarkan latar belakang diatas saya
tertarik untuk membuat karya ilmiah yang berjudul “ BUAH PEREPAT DAN MANFAATNYA BAGI MASYARAKAT DI KUALA TUNGKAL”.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
masalah yang akan diteliti sebagai berikut :
a.
Apa
manfaat tumbuhan perepat bagi masyarakat dan lingkungan di Kuala Tungkal?
b.
Bagaimana pemanfaatan buah perepat di
Kuala Tungkal ?
c.
Bagaimana cara memanfaatkan tumbuhan
perepat di lingkungan masyarakat Kuala Tungkal?
1.3.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah
sebagai berikut :
a.
Mengetahui manfaat tumbuhan perepat bagi
masyarakat dan lingkungan di Kuala Tungkal.
b.
Mengetahui pemanfaatan buah perepat,
khususnya di daerah Kuala Tungkal.
c.
Mengetahui cara memanfaatkan tumbuhan
perepat bagi masyarakat di Kuala Tungkal.
1.4.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan
penulis atas penelitian ini adalah masyarakat dapat mengetahui :
a.
Manfaat tumbuhan perepat dalam kehidupan
sehari-hari di Kuala Tungkal.
b.
Pemanfaatan buah perepat, khususnya di daerah
Kuala Tungkal.
c.
Cara memanfaatkan tumbuhan perepat bagi
masyarakat di Kuala Tungkal.
BAB II
TELAAH
PUSTAKA
2.1.
Klasifikasi Perepat
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Lythraceae
Genus : Sonneratia
Spesies : Sonneratia
Alba
Perepat atau pidada putih (Sonneratia Alba) adalah sejenis pohon penyusun hutan bakau. Pohon
berbatang besar ini, sering didapati di bagian hutan yang dasarnya berbatu
karang atau berpasir, langsung berhadapan dengan laut terbuka. Nama perepat
juga sering dipakai untuk pohon pantai lain yang agak serupa, yang dikenal
sebagai pidada. Buah perepat hidup menyebar mulai dari Afrika Timur, Kepulauan
Seychelle dan Madagaskar, Asia Tenggara, hingga ke Australia Tropis, Kaledonia
Baru, Kepulauan di Pasifik Barat dan Oseania Barat.
2.2.
Bagian-bagian Perepat
a.
Ranting
dan Dedaunan
Pohon
yang selalu hijau,
gundul ( tak berambut), bertajuk melebar, tinggi 3-15m. Kulit batang berwarna
krem hingga coklat, dengan retak-retak
halus mendatar. Akar napas tebal, muncul berupa
kerucut-kerucut runcing agak tebal,
hingga 25 cm tingginya.
Daun-daunnya terletak berhadapan tebal
sebagai jangat, helaian bundar telur atau bundar telur terbalik, dengan pangkal
bentuk baji dan ujung membulat lebar. Daun-daunnya yang muda dimakan mentah
(sebagai lalap) atau direbus.
b.
Kuncup
bunga
Bunga berkelamin ganda, soliter atau
dalam karangan tiga kuntum diujung ranting, bertangkai pendek kukuh. Tabung
kelopak mirip lonceng, sering berusuk, dengan 6-7 taju kelopak. Hijau disisi
luar dan merah di dalam tidak rontok. Helai mahkota sempit, putih, mirip dengan
benang sari, sering kemerahan dipangkalnya, lekas rontok atau kadang-kadang
bahkan tidak ada. Benang-benang sari berjumlah banyak.
Perepat berbunga sepanjang tahun.
Bunganya nocturnal dan diserbuki oleh ngengat, burung serta kelelawar. Pohon perepat
juga sering dijadikan sebagai tempat berkumpulnya kunang-kunang diwaktu malam
hari.
c.
Buah
Buni
Buah buni berbentuk bola agak gepeng,
berbiji banyak, dengan pangkal terlindung kelopak yang tidak rontok dan
berbentuk seperti bintang. Buah buni bermahkota bekas tangkai putik, taju
kelopak umumnya tertekuk kebelakang, namun adakalanya mendatar menyamping. Buah
ini berbau tidak enak saat masak.
d.
Batang
dan Akar Napas
Kayu perepat berkualitas sedang. Kayu
ini awet dalam air laut, tidak mudah belah dan menahan pasak dengan baik,
sehingga sering kali dipakai untuk rusuk dan siku-siku perahu. Kayu yang
berwarna cokelat muda hingga tua ini digunakan untuk rumah. Hanya saja, kayu
ini mengandung garam sehingga menimbulkan karat pada paku dan baut. Kayu ini
juga merupakan kayu bakar yang baik.
BAB III
METODE PENELITIAN
Suatu penelitian memerlukan suatu metode penulisan yang
dipergunakan sebagai
cara menemukan, menguji kebenaran dan
menjalankan
prosedur dengan benar,
sehingga dapat dipertahankan secara
ilmiah dengan tingkat kebenaran yang optimal.
Adapun metode yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah:
3.1. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam karya tulis Ilmiah ini menggunakan dua sumber
data, yaitu:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data
yang diperoleh secara langsung. Dalam hal ini penulis memperoleh data melalui
wawancara langsung dengan beberapa orang masyarakat di sekitar Kuala Tungkal.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data
tertulis. Dalam hal ini penulis memperoleh data melalui internet.
3.2.
Teknik Pengumpulan Data
a. Studi Pustaka
Metode studi pustaka dilakukan dengan
mencari referensi melalui internet yang membahas tentang tumbuhan perepat.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan tanya jawab
secara langsung dengan narasumber Pak Kamaruddin, M.A untuk memperoleh
informasi yang nyata.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.
Manfaat Tumbuhan Perepat Bagi Masyarakat
dan Lingkungan Di Kuala Tungkal
Ekosistem tumbuhan perepat memiliki
banyak manfaat bagi masyarakat dan lingkungan, diantaranya:
a. Fungsi Fisik
1) Sebagai
pelindung pantai dari hempasan ombak dan angin kencang.
2) Penahan
abrasi.
3) Pengendali
instrusi air laut.
4) Mencegah
banjir.
5) Menyerap
logam berat atau limbah yang mencemari perairan dan
memelihara kualitas air.
b. Fungsi Biologis
1) Sebagai
habitat benih ikan, udang, dan kepiting untuk hidup mencari makan.
2) Sebagai
sumber keanekaragaman Biota Akuatik dan non-Akuatik
seperti burung, ular, kera, kelelawar, dan
tanaman anggrek serta sumber plasma nutfah.
3) Sebagai
sumber makanan.
c. Fungsi Ekonomis
1) Sebagai
bahan sumber bahan bakar (kayu, aramg).
2) Sebagai
bahan bangunan (balok, papan).
3) Sebagai
bahan tekstil, makanan, dan obat-obatan.
4.2.
Pemanfaatan Tumbuhan Perepat di Kuala Tungkal
Tumbuhan perepat di kota Kuala Tungkal lebih
sering dijumpai di daerah yang
berlumpur, tumbuhan ini lebih tahan hidup di air asin daripada air tawar.
Perepat bisa hidup sekitar belasan tahun
lebih. Di Kuala Tungkal buah ini jarang sekali dimanfaatkan oleh penduduk
sekitar, hanya dijadikan rujak atau dimakan biasa. Cara makannya pula hanya
dengan garam atau kecap bercampur cabai dan sedikit gula.
Selain
buahnya, daun tumbuhan perepat juga dapat dimanfaatkan masyarakat Kuala Tungkal
sebagai obat cacar.
4.3. Cara Memanfaatkan
Tumbuhan Perepat di Lingkungan Masyarakat Kuala Tungkal
Seperti yang telah dijelaskan diatas,
bahwa tumbuhan perepat memiliki banyak manfaat, antara lain:
a.
Daun
perepat Sebagai Obat Cacar
Alat
dan Bahan:
1) Wadah
2) Daun
perepat secukupnya
3) Bedak
tabur
4) Air
secukupnya
Cara membuat:
1) Daun
perepat tersebut diremas-remas.
2) Masukkan
remasan daun kedalam wadah, campur dengan bedak tabur.
3) Setelah
itu masukkan air secukupnya, aduk hingga merata.
4) Lalu
oleskan pada bagian yang terkena cacar.
Selain itu, daun perepat juga bisa untuk
lalap makan.
b.
Jus
Buah Perepat
Alat dan bahan:
1) Gelas
2) Sendok
3) Pisau
4) Blender
5) Buah
perepat
6) Gula
7) Air
8) Es
batu
Cara
membuat:
1) Pilihlah
perepat yang segar, dan matang, serta cuci sebelum membuat jus. Lebih baik
direndam dengan air hangat selama 5 menit, untuk menghindari terjadinya
kontaminasi.
2) Potong
perepat menjadi bagian kecil.
3) Kemudian
masukkan potongan perepat, gula, air, dan es batu lalu blender sampai halus.
4) Tuangkan
kedalam gelas dan siap untuk dinikmati.
c.
Gasing
Buah perepat ini juga dapat
dijadikan sebagai permainan. Dalam permainan buah perepat, buah ini akan
diputar dengan menggunakan tangan. Buah
perepat yang berputar paling lama dan paling ligat dianggap paling bagus dan
pemutarnya dianggap sebagai pemenangnya.
d. Kayu
perepat berkualitas sedang. Kayu ini awet dalam air laut, tidak mudah belah dan
patah. Kayu perepat yang berwarna cokelat muda hingga cokelat tua dapat
dijadikan bahan bangunan dan kayu bakar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
a.
Perepat adalah tumbuhan berbatang besar
yang mudah tumbuh di mana-mana di Kuala Tungkal.
b.
Manfaat tumbuhan perepat di Kuala
Tungkal, antara lain: digunakan sebagai obat cacar, jus, rujak, bahan bangunan,
untuk permainan gasing.
c.
Pohon perepat memiliki beberapa fungsi, antara
lain: fungsi fisik sebagai pelindung pantai dari hempasan ombak dan angin
kencang, fungsi biologis sebagai habitat benih ikan, udang, dan kepiting untuk
hidup mencari makan, fungsi ekonomis sebagai bahan sumber bahan bakar (kayu,
arang), bahan bangunan (balok, papan).
d.
Tumbuhan perepat juga dapat
meningkatkan perekonomian warga Kuala Tungkal jika dimanfaatkan dengan benar.
e.
Sudah saatnya
masyarakat Kuala Tungkal mengetahui dan menyadari potensi-potensi tumbuhan
perepat sehingga dapat lebih peduli pada kelestariannya.
5.2.
Saran
a.
Sebagai tumbuhan pelindung diharapkan
kepada masyarakat untuk menjaga
kelestariannya agar fungsinya tetap utuh.
b.
Menghimbau kepada masyarakat Kuala
Tungkal untuk memanfaatkan perepat sehingga dapat menciptakan lapangan kerja
yang baru.
Keren la kk, dapat tugas ini jugee
BalasHapusAlhamdulillah karya ilmiahnya sangat membantu saya
BalasHapus